Perjuangan tuk tetap bertahan
KENANGAN YANG TAK PERNAH TERLUPAKAN
20 April 2007 adalah
hari yang sangat bersejarah bagiku. Di mana pada hari itu, aku mulai memasuki
dunia baru. Dunia yang selama ini tak terlintas dalam benakku. Dunia yang
mungkin tak banyak orang tahu. Dunia yang membimbingku pada kehidupan yang
abadi.
Semua itu bermula dari
mushalah depan rumahku. Yah, dari sanalah ku mulai menemukan secercah cahaya
yang membimbingku sampainya ketempat ini. Dari sanalah aku mengenal beberapa
orang yang akhirnya aku mendapakan tawaran untuk belajar di Tangerang. Terimakasihku
kuucapkan kepada semua orang yang telah ikut andil dalam sampainya aku ke tempat
ini, terutama keluarga dan kakak iparku yang terus memotivasiku.
Ku masih ingat 5 tahun
yang lalu. Ketika ku melangkahkan kakiku meninggalkan keluarga, ditemani
kakakku. Sedih bercampur bahagia. Karena waktu itu adalah pengalaman pertamaku
merantau keluar kota. Ke tempat dimana aku sendiri belum mengenal tempat itu,
tapi aku sedikit lega karena aku ditemani kakakku. Di sepanjang perjalanan kakaku
bercerita dan terus memberiku motivasi supaya aku bisa bersabar disana. Sedangkan
imajinasiku terus membayangkan apa kira-kira yang akan terjadi??? Dan sampai
sekarang semuanya masih terlihat sangat jelas. Huhhh……. Dag…dig…dug… begitulah
bunyi detak jantungku berdebar.
Sesampainya di tempat
yang di tuju. Aku merasakan aura mistis yang begitu kuat terpancar dari tempat
itu. Aku langsung dipertemukan dengan pemilik ponpes tersebut, senyum manis
dari pak ustadz menyambutku. Ust. Moh. Sulaiman namanya. Tapi orang-orang lebih
akrab memanggilnya dengan sapaan Abah, sehingga akupun membiasak diri untuk
memanggil Abah.
Sehari dua hari aku
mulai menikmati hidupku di tempat baruku. Walaupun tidak banyak orang tapi
penghuni pondok itu pada ramah-ramah. Akupun belajar dengan semangat ditemani 4
santri yang lain. Baru dua minggu aku belajar, aku sudah mendapa kabar dari
rumah. Walaupun aku tidak secara langsung menerima kabar tersebut. Aku menerima
kabar tersebut dar kakakku.
“Dar, kalau ada orang nitipin
barang ke Hendar, terus suatu ketika dia meminta titipannya, bagaimana pendapat
Hendar?”
kata kakakku di suatu pagi.
“Ya…titipannya
dibalikin dong.” Jawabku singkat.
“Tadi pagi Tuhan mengambil
titipannya, Hendar yang sabar ya!”kata kakakku lagi
“Maksudnya???”aku sedikit terkaget
“Pak Empuh tos ninggal”jelas kakakku
Duk…serasa ada sesuatu
yang memukul ulu hatiku. Tetesan air mataku mengalir dengan derasnya. Dengan sabar
kakakku terus mensupport aku supaya bersabar dan langsung minta izin Abah untuk
pulang dulu. Dan Abahpun mengizinkannya.
Sambil terus
mengucurkan air mata aku berpamitan pada Abah. Dengan kasih sayangnya Abah mengelus-elus
kepalaku sambil menegarkan hatiku. Hatikupun sedikit terobati.
Sesampainya di rumah
aku langsung disambut dengan jerit tangis. Kakekku sudah dikebumikan, tinggal
karib kerabatku yang masih berkumpul dirumah nenekku. 3 hari kemudian kakaku
kembali ke Tangerang. Aku sendiri baru kembali setelah seminggu di rumah.
Ketika aku hendak
kembali ke Tangerang, Umiku bercerita.“Jang, Umi malem mimpi…di Tangerang
itu alirannya sesat” jelas Umiku. Tapi walaupun begitu Umi tetap
mengantarkanku sampai angkot. Dan tetap mengiringiku dengan doanya.
Huhhhh… Ternyata perjalanan
itu tidak semudah membalikan telapak tangan. Setelah itu aku mulai dirundung
kebimbangan. Di sepanjang perjalanan aku terus memikirkan kata-kata Umi tadi. Aku
hanya bisa berdoa pada Tuhan “Ya Allah. Jika tempat yang aku tuju ini memang
sesat, tolong jangan sampaikan aku kesana. Tetapi jika tempat itu tidak sesat,
lindungilah aku hingga aku bisa nyampe disana dengan selamat.” Dan akhirnya
aku sampe di tempat tujuan dengan selamat. Dan kakakku sudah ada disini. Terimakasih
Tuhan. Akupun pergi kekamarku untuk istirahat.
Rintangan tidak
berakhir begitu saja. Setelah aku bangun aku tidak menjumpai kakakku, hanya
secarik kertas berada dilemariku. Dengan isi sebagai berikut;
Ass. Wr. Wb.
Pertama-tama kita
mengucapkan syukur kehadirat Allah sang wajibul wujud. Shalawat dan salam kita
haturkan kepada sang keniscayaan Muhammad saw dan keluarganya yang suci.
Ujang, aa cuma mau pesan
agar betah di pondok kalau mau jadi orang sukses. Sepertinya aa cuma nganter
Ujang ampe sini aja. Aa mau nyari bumi Allah yang layak buat perkembangan
dakwah Ahlulbait. Ujang harus tahu mengikuti jejak Ahlulbait di dunia akan
menyelamatkan kita di akhirat. Dan jangan pernah ragu sedikitpun tentang itu. Aa
yakin Ujang bisa menjaga kepercayaan aa. Kalau nanti pinter tolong ajarin kita
semua aa, teteh,dll. Terus aa nitip buku2 aa dan beberapa pakaian. Nanti aa
ambil kalau sempat. Tolong jaga aja. Ujang harus inget “ketika logika diatas
segalanya maka cinta dan nurani pasti mati.
Sekian kiranya Ujang bisa
memahami posisi aa. Aa ngga dapat bekerja dengan situasi yang tidak jelas
seperti di pondok. Aa berharap Ujang tidak menyangka aa yang macam2. Makasih.
Jujur, ketika aku
membaca surat itu aku salah tingkah, gak tahu apa yang mau aku lakukan. Aku ditinggal
sendiri di tempat asing yang belum aku kenal. Terlebih lagi disini waktu itu
hanya ada beberapa gelintir orang saja. Huhhh… betapa sedihnya hati ini.
Tapi aku tidak menyerah
begitu saja. Aku berusaha tetap tersenyum walau hati menangis. Dari peristiwa
itu aku banyak sekali mendapat pelajaran. Pelajaran bagaimana sikapku di tempat
orang, berhadapan dengan orang asing, beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan
terbiasa dengan kesendirian. Terimakasih A, sampai sekarang surat yang kau tulis
masih ku simpan, sebagai kenang-kengan darimu sebelum meninggalkanku.
Dan kini, di hari ini
tepat lima tahun aku di sini. Suka duka ku lalui dengan jatuh bangun. Bukan hanya
waktu yang terus berganti, penghuni pondok pun ikut berganti, baik itu
santri-santirnya maupun guru-gurunya. Begitu juga dengan bangunannya, selama
lima tahun ini banyak sekali yang sudah mengalami berulang kali renovasi. Ku saksikan
semua itu dengan mata kepalaku sendiri. Sunggu bervareasi alasan mereka
meninggalkan tempat ini.
Semua kenangan telah
kusimpan dalam memoriku. Dan saat aku mengetik ini ku mengenang semua kenangan
itu. Ku merasakan semuanya itu seakan baru kemarein terjadi…semoga aku bisa
tetap bertahan, dan keluar menjadi pemenang. Amien.
Terimakasih untuk
semuanya.
By;
Ujang Suhendar
:'(
ReplyDeleteTetap semangat ya Kak UJ..
"Everythings gonna be OK.. :)"
Thanks mas.
DeleteKeep going together!!!