Ilmu Baru dari Bogor
Salam.
Guten
Aben Sobat semua? Malem ini pada baik kan? Syukur deh kalau lagi pada baik mah.
Sobat
Uj mu ceritanih. To the point aje ya…
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama nih, inikan bulan puasa, otomatis dong bentar lagi
lebaran.
Kayaknya
tidak lengkap kalau kita ngomongin lebaran tanpa kata “Mudik”. Terutama bagi
para perantau-perantau.
Yang
namanya mudik, pasti dong berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Masa
mudik di tempat itu itu juga. Ah…aya-aya wae Cuj mah. Heeeeheee. Ternyata eh
ternyata sobat. Yang berpindah saat kita mudik bukan haya tempatnya doang. Tapi
juga ada hal yang lain yang ikut berpindah. Diantaranya kebiasaan…
Nah…
waktu Uj kemaren main ke Bogor (tempat kelahiran Uj), Uj merhatiin
lingkungan sekitar. Kaya banyak yang berubah??? Jalan-jalan kaya sempit,
rumah-rumah kaya pendek, kaya sepi and lain-lainnya….Tapi setelah diperhatiin
bolak-balik kaga ada yang berubah??? Teruss Uj mikir. Apa yah, yang berubah???.
Akhirnya
dengan susah payah, setelah keringet bercucuran membasahi bumi (Ah terlalu
hiperbola) Uj menemukan di mana letak perubahannya. Ternyata perubahan itu
bukan dari bentuk atau suasana kampungnya Uj, tapi cara pandang Uj. Uj biasa
hidup di tangerang dengan suasana rame, jalan-jalan gede, rumah-rumahnya
tinggi-tinggi dll…terus Uj memandang bogor dengan menggunakan kebiasaan di
tangerang. Atuh pantesan wae jalan di lembur leutik da di bandingkeunnana
eujeung jalan tol Jakarta-jagorawi. Heeeheee. Hal itu terjadi karena Uj menghubungkan
kebiasaan di Tangerang dengan di Bogor. Yaah jadi gitu deh hasilnya.
Nah
dari perjalanan Uj ke Bogor kemaren, Uj dapet pelajaran baru lagi ni sobat
“kebiasaan
kita, akan mempengearuhi cara pandang (penilaian) kita terhadap sesuatu.”
Contoh
lain nih sobat.
Jika
Uj memiliki 1 lembar kertas, kemudian Uj bagikan kepada 2 orang anak. Berapa lembarkah
yang didapatkan oleh masing-masing anak????
1:2=………
Uj
yakin, Sobat-sobat akan jawab ½ . kenapa??? Ada yang tahu jawabannya.
Karena
pak guru ngajarinnya kaya gitu. Jawaban yang Kurang tepat.
Naaah
betul… karena sobat-sobat menghubungkan 2 orang anak dengan 1 lembar kertas.
Padahal
dalam kehidupan nyata. Masing-masing anak akan mendapatkan 1 lembar kertas. Bukan
½ lembar kertas. Gimanah bingung gak??? Silahkan dippraktekkan. Heheee….mikir
dikit.
Contoh
lain lagi nih sobat.
- Mayoritas
orang Indonesia terutama orang kampong ngomong udah makan kalau udah
kemasukan nasi. Jadi kalau dia itu udah ngebaso, mie ayam, nyoto dll… tapi
perutnya belum kemasukan nasi yaaaah tetep belum makan. Heeehee.
-
Orang yang biasa hidup tanpa cahaya(dalam kegelapan) seperti orang pedalaman,
kaleeeei, akan mengatakan silau jika cahaya menghampirinya
-dll
Gimana
sobat setuju kaga, dengan penemuan Uj kali ini. Yaaah setuju syukur kaga setuju
juga gak dosa…heeeheee.
Sekian
dulu yah sobat cerita Uj kali ini. Thanks yah dah mau baca. See U again di acara
dan gelombang yang sama.
Wassalam.
Post a Comment